Tau tidak, jika setiap nafas yang Allah kasih untuk kita, karunia penglihatan, tangan kaki yang sempurna, tanpa cacat itu adalah karunia dan modal yang tak terhingga. Masih banyak pandangan stigma masyarat yang masih kurng pas. Tidak menyalahkan atau menghakimi, hanya memandang dari sudut pandang maslahah. Kalau gus baha memberikan dawuh, hidup tidak usah repot asal tidak maksiat sja sudh baik. Hloo kalau di desa rasan2 justru kan biasa adat, katanya g rasan2 itu dikira g srawung orang. Dalam hal ini kalau konteks isi pembicaraannya itu merugikan org lain menyingkir saja. Tapi yang namanya pembicaraan kan tidak rau tu ngalor ngidul g ada batas. Kadang diwarnai debat kusir. Hal itu umum ditemui dikalangan desa. Ada nilai bagus dan tidak disetiap kehidupan baik di desa atau kota. Bukankah Allah yang mengatur jalan. Dikaruniai anak atau suami, orng tua harta, cantik, pintar semua hanya titipan bukan. Manusia dibuat dr tanah apa yang mau disombongkan?? Mencari penghargaan g butuuh yg nama