Langsung ke konten utama

Prilaku anak kecil

 Hari ini sperti biasa menemani anakku disekolah.  Tingkah bawaan ank itu ada yang suka palying victim gitu, hal ini karena mungkin kurang tepat an mengkomunikasikan ngomong gitu. Dan menggunakan menangis untuk mensukseskan tujuannya. Ada juga hasutan2 yang dilontarkan pada orang lain untuk membenci orang yg tdk disukainya. Real meskipun ada anak anak polos saja. Dia tidak menggngu orang lain. Padahal hipotesa awal aku melihat anak ini ngemong tapi skrng berjalanya waktu mengapa, suka plying victim. Namun terkadang sama anak anak kaya nya normal sebuah kenakalan asal tdk melukai fisik dan mental. Tapi sprtinya anak2 tdk punya rasa sakit dg tmnya apa ya, soalnya nnti dia baikan lagi setelah bertngkar. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi gemati

 Aku tu agak laen jg dengan definisi ini, soale, dari kalangan orangtua spt buyut najla mendefinisikannya semacam mau masakke, ngumbahke, ngewangi gawean rumah orangtua itu masuk definisi ini. Beda lg dg perspktif obrolan skitar sini ya, kaya ⁰⁰0 orang yg kaya uang nya itu dianggap gemati. Alias harus royaal gtu ke ortu. Nah definisi ini aku terapkan smpai smua kebutuhan rt krn pozizi aq ikut mrtua ya,aku ksh smua tu, aku cukupi kbutuhan, masak iya aq masak mrtua jg masak, kdng jg aku sndiri yg masak. Trus soal blnja sudh hampir 6 bln ini smua kbtuhan aku tanggung paling mrtua tu kluarin uang 15% dr kbutuhan harian 85% nya aku. Dari beli minyak, so klin, trus bnjla sayur, blnja bumbu, sabun mandi, shmpo sbun cuci piring aku smuaa. Baru soalnya sini trgolong boros soal blnja harian, krna ngelooos soal makanan. Aku punya ank TK dan PAUD jg smua sangu kbutuhanya dr spatu, baju harian, baju skolah, nabung, smuanya aku n suami. Trus masih2 kalo sma mertua itu masyaAllah harus sabar dimarah2

Menulis

 Hari ini insghtku tertuju pada satu akun fanpage fb mas tedi, yang Dengan bahasa opini mengalirnya,menceritakan keseharian aktivitas dirumah atau bahkan dilmgkungn krjanya. Tak lupa menilik istrinya mbk mega, pun sama, seorang ibu dengan 3 anak. Dan yang paling penting mereka berkluarga mrantau sambil mnghandle rumah tangga mandiri. Iya, itu sbenarnya keinginanku 6 tahun lalu sebelum menikah dg suami. Namun, keinginan itu sempat terkubur dan meminta diri untuk mengikhlaskan apa yng ada didepan mata dan menjalani kehidupan bersama klrg mertua dikampung. Tentunya melebur dilingkungn skitar yng semula sulit bagiku, mnjd ringan belkangan. Karena ke rela an yang tidak mudah sbnrnya. Aku tau peta dan paham alur setiap konsekwensi yg didapat ketika menerima tepat nya menerima keputusan. Karena stiap keputusan yg mengharuskan diriku tinggal dirumah mertua itu kdng berat jk selama2 nya. Berasa itu2 sja monoton dan diriku tdk nsa berkembang. Bahkan cenderung mundur dalam eksplor kemampuan diri.